Kamis, 04 Juli 2013

Tertatih


Cerita ini cucok banget buat yang pacaran jarak jauh alias LDR (Long Distance Relation). Pengalaman pribadi juga sih, hehe. Langsung dibaca aja yah, semoga bermanfaat !!!
TERTATIH MEMPERTAHANKANMU
Hai, selamat pagi. Aku ingin menyapamu dengan sederhana meskipun hanya pesan singkat, bukankah itu akan membuatmu tenang kalau aku baik-baik saja  di sini, ya meskipun aku selalu berharap kau selalu membalasnya, namun pada kenyataannya kau tetap tak membalas pesan singkat itu. Aku masih ingat dan masih menyimpan pesan singkat yang kau kirimkan dulu saat aku terbangun tidur, kau begitu romantis maka aku jatuh cinta padamu sampai saat ini, tapi perlakuan itu dulu. Saat ini, kau berubah. Kau tau? Aku ingin menyeduhkan teh hangat ketika kau terbangun dipagi hari dan meyiapkan sarapan dipagi hari, tapi entahlah ini mungkin belum saatnnya aku melakukan itu. Mungkin kau juga begitu, ingin memberikan kecupan hangatmu saat aku terbangun tidur dipagi hari, ini belum saatnya katamu, dulu.
Hai, selamat siang. Dari pagi aku menunggu kabarmu, tapi entahlah kau kemana aku selalu berfikir kalau kau baik-baik saja di sana. Mungkin, kau masih tenggelam dengan banyaknya kesibukanmu, aku selalu berfikir positif tentang ini, aku tak meminta banyak waktumu dan aku sudah tak menuntut banyak hal. Bukankah kedewasaan ini yang kau ajarkan padaku, dulu. Tapi semakin kesini, sadarkah kau kalau RINDU INI SEPIHAK “hanya aku yang mengalami hal ini, hanya aku”. Jika aku mengeluh tentang ini padamu langsung, kau akan berkata “aku mudah lelah, dan aku si pengeluh yang kambuhan”. Dulu, kau rutin mengingatkanku agar aku tak lupa makan siang, akupun begitu. Tapi sekarang, keadaan memang berubah. Kau menghilangkan kebiasaan “mengingatkan makan siang itu” dan aku tetap mengingatkanmu, bukankah ini SEPIHAK???
Hai, selamat malam. Aku rindu, dan kau abaikan. Aku ingin bertemu dan kau seakan tak peduli. Sebenarnya, aku ingin bercerita banyak hal malam ini dan kau tetap saja tak ingin mendengarkannya. Lalu AKU INI SIAPA???
Mungkin kau lupa, rutinitas kita dulu yang pernah kita sepakati bersama, setiap seminggu sekali aku atau kamu harus menelpon atau menghubungi, bercerita banyak hal yang telah kita lakukan hari ini dan apa yang akan kita lakukan esoknya, semua ini kenangan. Entah dari kapan rutinitas ini sudah kita lupakan dan tak kita lakukan kembali. Aku tak pernah bosan dengan rutinitas itu, menurutku itu yang membuat aku yakin denganmu. Setidaknya ketika kau menelponku, aku selalu membayangkan kalau kau memelukku dengan suaramu itu, rindu yang berkehendak akan itu, SADARKAH kau???
Aku bukan mengeluh, bisa kau tenangkan dirimu sejenak lalu kau mainkan ingatanmu dengan apa yang kita lakukan dulu, dulu saat kita ingin mengawali hubungan. Jika ingatanmu sudah tertata rapih tentang apa yang ingin kita awali dulu sampai saat ini, bercerminlah padanya. Aku sih sudah, jauh-jauh hari saat aku merasa aku mempertahankanmu dengan sepihak. Sapaan pagi, siang, dan malam yang dulu sering kau lakukan semua terbalik, kini aku yang melakukannya, dan aku harus melakuknnya untuk mengingatkan bahwa hubungan yang sudah tertata rapih tak kita sudahi dengan sia-sia. Lalu kau kemana? Oh iya, aku lupa kalau kau SIBUK dan KESIBUKANMU yang membuat AKU HARUS SADAR DIRI.
Sadarkah kau, kalau mempertahankan hubungan itu bukan hanya ada satu saja yang memperjuangkannya, dan sadarkah kau kalau setiap hubungan ada aku dan kamu. Bukan aku yang mempertahankanmu saja, aku yang mengingatkanmu tentang komitmen, kepercayaan dan bagaimana mengetahui siapa yang mengabari dan dikabari.
Seakan kau tak butuh lagi komunikasi yang kau lakukan dulu. Ada cara sederhana yang membuat pasangan yakin terhadap pasangannya, cara yang sangat sederhana “memberi satu pesan singkat”. Itupun kalau kau mau. Pernahkah kau berfikir kalau komunikasi yang semakin berkurang ini membuat kita menemukan satu titik yang sama “JENUH”
Ada beberapa cara yang sudah kita lakukan, namun itu tetap saja gagal untuk membuat kita baikan, mungkin di sekitarmu ada sedikit cara untuk membuatmu tersenyum dan sedikit cara itu berhasil, aku iri dengan mereka, orang yang tentunya bukan kamu sayang, orang yang seharusnya kau abaikan karena ada aku disini, AKU KEKASIHMU.
Kalau ada bagian-bagian rindu yang tak tersampaikan, mungkin aku sudah begitu resah dengan adanya kita. Aku ragu untuk mempertahankan semua yang aku kira tadinya baik-baik saja, seimbang. Malah pada akhirnya tidak begitu. Bagimu aku tidak boleh mengeluh, dan aku tidak boleh berinteraksi dengan siapapun agar aku tidak jatuh hati disini. PERLU KAU INGAT, aku wanita biasa, bukan perindu murahan, namun selayaknya orang lain, aku juga ingin diperhatikan sama seperti teman-temanku juga. Kau memang menahanku, tapi dengan rasa ketidak pedulianmu disana, kau seakan melepaskan sesuatu yang sebenarnya kau sayang, melepas dengan perlahan, ya kau seakan melepaskanku dengan perlahan.
Aku sadari ini keluhanku yang menurutmu kelewatan. Yang aku sadari hanya kesibukanmu yang kelewatan, tidak menghargai siapa yang merindukanmu di sini. Apa alasan bagiku untuk mempertahan sesuatu yang sudah tidak seimbang? Bayangkan saja, seminggu berapa kali kita berinteraksi? Jarang, terhitung dengan jari satu tangan. Sedikit bukan? Apa alasan yang membuatku yakin kalau kau baik-baik saja disana, sedangkan aku tak tau keberadaanmu dimana dan kondisimu seperti apa, kau tak mengabariku bukan? Aku bukan membuat kamu terlalu benar-benar terkekang dengan aku disini, aku ingin kau hargai rasa kekhawatiranku.
Sepertinya, apa yang kita lakukan selama ini, kebaikan yang selama kau lakukan hanya ada pada awal cerita, perlahan kau pudarkan keyakinan itu dengan kelakuanmu sendiri, ketidak pedulianmu, acuh tak acuhnya kamu.
Kau belum terlambat, sebelum  semuanya aku yang harus mengalah, kau punya banyak waktu yang seharusnya kau gunakan untuk memprbaiki hubungan kita, aku belum nyaman dengan orang lain, aku belum benar-benar mengkhianatimu, tapi semua itu akan terjadi jika kau benar-benar masih tak peduli dengan keadaanku disini. Terserah, aku bukan pasrah tapi aku kembalikan hubungan ini ke kamu. Kau akan perbaiki atau tidak. Dan aku percaya kelak kita bisa menyelesaikan masalah yang ada, KAU HADIR DAN TEMUI AKU J