Jumat, 05 April 2013

Karya Tulis Ilmiah tingkat SMA - KERTAS PORANG DAN KERTAS SENI PORANGSEBAGAI UPAYA PEMNFAATAN LIMBAH KERTAS BEKAS YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN DAN BERNILAI EKONOMIS


KATA PENGANTAR

     Sampah adalah sebuah masalah yang terlihat sepele namun mendesak untuk ditangani. Termasuk didalamnya adalah kertas bekas yang merupakan limbah yang sering ditemukan di daerah perkantoran, sekolah atau kampus bahkan rumah tangga. Penulis mengangkat fenomena tersebut dalam penulisan karya ilmiah ini, bertujuan untuk membantu meningkatkan nilai fungsi kertas bekas dalam rangka mengatasi limbah. Dalam perjalanannya proses pembuatan kertas daur ulang Porang ini melibatkan bahan alami yaitu umbi Porang yang banyak terdapat di kawasan Probolinggo. Tuuan utama keterlibatan bahan alami ini adalah untuk menekan biaya produksi, juga meningkatkan nilai jual dari tanaman Porang.
     Rasa syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini. Taklupa pula ucapan terima kasih dihaturkan kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penulisan karya ilmiah ini, baik berupa bantuan materi maupun dukungan moral, khususnya:
1.             Nj
2.             Ibu Wika Indah Sari, S.Pd. selaku pembimbing
3.             Bapak Yundi Hidayah, S.Kom. dan Bapak Abdillah Zubair, S.Kom. yang membimbing dalam komputer dan pengiriman kerya tulis
4.             Rekan-rekan SMAN 1 Gending yang telah memberi dukungan moral
     Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.



Penulis

JUDUL         : KERTAS PORANG DAN KERTAS SENI PORANGSEBAGAI UPAYA PEMNFAATAN LIMBAH KERTAS BEKAS YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN DAN BERNILAI EKONOMIS
PENULIS    : Nurus Zahro, Putri Selvia Anggara Wati, Saiful fatah 
SEKOLAH  : SMAN I GENDING PROBOLINGGO         

ABSTRAK

Fungsi kertas daur ulang porang ini sama seperti kertas pada umunya, hanya saja bahan yang digunakan menggunakan kertas bekas dan perekat alami yaitu umbi porang, yang berfungsi sebagai perekat sekaligus pengeras kertas. Karena menggunakan  kertas bekas dan perekat alami, pembuatan kertas daur ulang ini tidak membutuhkan biaya operasional yang mahal.Pembuatan kertas daur ulang ini selain memanfaatkan bahan yang ada di alam,  tujuannya juga untuk mengurangi sampah kertas yang ada di lingkungan sekitar kita. Serta mengurangi pembakaran sampah yang akan menimbulkan gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia. selain itu, kertas daur ulang ini terbuat dari bahan yang alami maka kertas ini tidak berbahaya dan sangat mudah terurai .


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG
Kertas bekas yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari sering dianggap sampah tak berguna, padahal kalau mau lebih jeli mengakalinya kertas bekas ini dapat dijadikan bahan baku berbagai kerajinan tangan yang memiliki nilai estetika dan nilai jual yang tinggi. Kerajinan tangan dengan bahan baku kertas bekas ini tidak membutuhkan modal yang besar. Kertas bekas dapat diperoleh dengan mudah karena merupakan limbah terutama di perkantoran, sekolah atau kampus , bahkan di rumah tangga. Kertas bekas ini diolah melalui proses daur ulang (recycle), artinya kertas bekas ini harus diubah menjadi bubur kertas terlebih dahulu untuk  selanjutnya digunakan kembali sebagai bahan dasar membuat berbagai kerajinan cantik.
Daur ulang adalah proses pengumpulan sampah, penyortiran, pembersihan, dan pemrosesan material baru untuk proses produksi.Kertas daur ulang dapat dikreasikan menjadi benda – benda seni yang memiliki nilai jual cukup tinggi, misalnya saja dibuat pigura, kotak pensil, kartu ucapan, blocknote, ataupun souvenir lainnya. Konsumen kreasi kertas daur ulang rata – rata adalah para pengrajin yang membuat kotak kado, kotak pensil, serta kerajinan lain dari daur ulang kertas. Selain para pengrajin hasil daur ulang kertas juga diminati para masyarakat umum, yang kebanyakan dari anak muda. Mereka menganggap benda –  benda dari kertas daur ulang memiliki nilai seni lebih tinggi.
Hal inilah yang menjadi sumber inspirasi bagi penulis untuk turut serta membuat kertas daur ulang dengan bahan tambahan umbi Porang. Pada pembuatan kertas daur ulang biasanya menggunakan lem kertas sebagai perekat, namun pada kreasi penulis kali ini mengganti  lem kertas dengan olahan Umbi Porang. Tanaman Porang (Iles-Iles, atau Lorpung) banyak ditemukan di daerah Kecamatan Gending Kabupaten Probolinggo dan sekitarnya, mulai dari daerah dataran rendah sampai dataran tinggi. Semakin sejuk lokasi daerahnya, maka semakin banyak tanaman ini tumbuh subur.  Daya rekatnya yang tinggi dimanfaatkan dalam pembuatan kertas daur ulang ini, juga membuat kertas ini memiliki tekstur tertentu yang khas. Hal yang terpenting adalah dapat menekan biaya operasional pembuatannya serta mengurangi energi yang dapat menjadikan sumber polusi, karena proses pengerjaannya sangat mudah serta menggunakan semua sumber daya yang ada di alam. Karena itulah kami menamai kertas daur ulang kreasi ini dengan nama kertas Porang.
Pengembangan kertas Porang dapat menjadikan peluang usaha yang menjanjikan bagi masyarakat di daerah Kabupaten Probolinggo umumnya dan masyarakat Kecamatan Gending dan sekitarnya pada khususnya. Ketersediaan bahan baku  berlimpah di lingkungan, peralatan yang sederhana dan proses yang mudah, ketelatenan dan kesungguhan serta manajemen yang baik sangat diperlukan untuk  dapat menjalankan usaha ini. Selain membantu lingkungan mengurangi dampak dari sampah, budidaya Tanaman Porang juga sangat menjanjikan. Tanaman ini dapat dipakai sebagai tanaman selingan atau antara pada tanaman perkebunan atau hutan produksi, hingga petani dan masyarakat sekitar perkebunan dan hutan produksi memperoleh keuntungan berlipat untuk memperbaiki kesejahteraannya.


1.2    RUMUSAN  MASALAH
            Kertas bekas yang menumpuk dalam kehidupan sehari-hari nampak sepele dan sering diabaikan. Ada beberapa opsi yang sering diambil sebagai solusi untuk mengatasinya adalah membuangnya ke tempat sampah, menukarkannya pada penadah barang bekas atau membakarnya. Tindakan dari opsi terakhir ini mengandung resiko tinggi bagi lingkungan sekitar, yaitu resiko bahaya kebakaran dan polusi udara yang ditimbulkannya. Alternatif lain dari pemecahan masalah kertas bekas ini adalah daur ulang (recycle) menjadi kertas seni yang harganya cukup tinggi.  
a.    Dalam proses pembuatan daur  ulang kertas ini masih membutuhkan perekat yang harganya cukup besar dan akan mempengaruhi ongkos produksi, sehingga masalah pertama yang dirumuskan adalah : Bahan alami apakah yang dapat dijadikan  pengganti lem (perekat) yang lebih alami, awet dan kualitasnya cukup baik?
b.    Bagaimana cara mengolah bahan alami tersebut untuk disertakan dalam pembuatan kertas daur ulang? Serta bagaimana cara pembuatan kertas daur ulang dengan menggunakan bahan perekat alami ini ?
c.    Setelah produk kertas daur ulang ini jadi, maka perlu diketahui lebih lanjut tentang bagaimana kualitas kertas yang dihasilkan ?
d.   Dalam proses produksi kertas daur ulang ini dibutuhkan modal. Oleh karena itu perlu diketahui berapa modal atau ongkos produksi yang dikeluarkan dalam pembuatannya ? Serta berapa keuntungan yang diperoleh ?


1.3    TUJUAN  PENULISAN
Untuk menjawab permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka perlu ditetapkan tujuan penelitian.            Adapun tujuan dilaksanakannya penyusunan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
a.  Mendeskripsikan bahan alami yang digunakan sebagai bahan perekat dalam pembauatan kertas daur ulang.
b.  Menjelaskan cara mengolah bahan alami tersebut untuk disertakan dalam pembuatan kertas daur ulang. Serta menjelaskan cara pembuatan kertas daur ulang atau kertas seni.
c.  Mendeskripsikan kualitas kertas yang dihasilkan.
d.  Menjelaskan tentang modal (ongkos produksi) yang dibutuhkan serta keuntungan yang diperoleh dari penjualan kertas daur ulang ini.


1.4    MANFAAT  PENULISAN
Secara umum manfaat yang diharapkan dari penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai wahana informasi pada masyarakat luas tentang pemanfaatan kertas bekas dengan cara baru yang lebih murah dan ramah lingkungan. Adapun manfaat khusus dari penyusunan  karya tulis ini adalah sebagai berikut :
a.  Mengurangi dampak pencemaran lingkungan dan salah satu cara penghematan energi.
b.  Meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan dengan adanya budidaya tanaman Porang yang merupakan tanaman selingan pada hutan produksi atau perkebunan.
c. Membuka peluang usaha baru sehingga dapat menciptakan lapangan kerja, sehingga kesejahteraan masyarakat di pedesaan dapat meningkat.
1.5    ASUMSI  DASAR
            Asumsi dasar yang digunakan pada penulisan karya tulis ini adalah  bahwa kertas daur ulang yang digunakan disini terbuat dari sisa kertas yang tidak terpakai lagi (limbah) yang diperoleh di perkantoran, sekolah atau rumah tangga. Dalam penggunaannya diubah menjadi kertas daur ulang dan kertas seni. Kertas daur ulang dianggap sama seperti kertas pada umumnya untuk keperluan menulis dan mengetik bahkan layak untuk dicetak dengan mesin printer. Kertas seni adalah kertas dengan tekstur sedikit kasar dan terdapat pola tertentu di dalamnya sehingga menghasilkan nilai estetika yang tinggi. Sementara Kertas Porang adalah kertas daur ulang yang menggunakan bahan tambahan dari umbi Porang. Sedangkan kertas seni Porang adalah kertas seni yang menggunakan bahan tambahan umbi Porang dalam proses pembuatannya.




















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1    TANAMAN PORANG
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjE0bcycz0P0d2a3PCEPeXA_6AJXrGUeEl-jGNH8jnBD13UkZ7-DcmQGH6vIZ_sWI6SeQFRYRDLDS5n1ZfxAeIKYtZyC71W20hby-QgYIaaLciTTJaUg5oBeeBprVkvSCnmLt7ZS_YrhJo/s200/gbrporang.jpg2.1.1 Morfologi Tanaman
Tanaman Porang terkenal dengan nama Iles-Iles (Amorphophallus Onchophyllus) dan di daerah Jawa dikenal dengan nama suweg. Merupakan tumbuhan semak (herba) yang memiliki tinggi 100 – 150 cm dengan umbi yang berada di dalam tanah. Batang tegak, lunak, batang halus berwarna hijau atau hitam belang-belang (totol-totol) putih.
                                                     Gambar 2.1 Tanaman Porang (Amorphophallus Onchophyllus) Sumber : www.mediaindonesia.com
Batang tunggal memecah menjadi tiga batang sekunder dan akan memecah lagi sekaligus menjadi tangkai daun. Pada setiap pertemuan batang akan tumbuh bintil/katak berwarna coklat kehitam-hitaman sebagai alat perkembangbiakan tanaman Porang. Tinggi tanaman dapat mencapai 1,5 meter sangat tergantung umur dan kesuburan tanah. Umbi inilah yang akan dipungut hasilnya karena memiliki zat glukomanan. Tumbuhan ini hidup di bawah naungan dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan alternatif di musim paceklik.
Adapun klasifikasi tanaman Porang dapat dilihat di bawah ini :
   Kingdom
: Plantae (tumbuhan)
   Subkingdom
: Tracheobionta (berpembuluh)
   Superdivisio
: Spermatophyta (menghasilkan biji)
   Divisio
: Magnoliophyta (berbunga)
   Kelas
: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
   Sub-kelas
: Arecidae
   Ordo
: Arales
   Familia
: Araceae (suku talas-talasan)
   Genus
: Amorphophallus
   Spesies
: Amorphophallus oncophyllus  Prain
2.1.2 Syarat Tumbuh Tanaman Porang
2.1.2.1 Keadaan Iklim
Tanaman Porang mempunyai sifat khusus yaitu mempunyai toleransi yang sangat tinggi terhadap naungan atau tempat teduh (tahan tempat teduh). Tanaman Porang membutuhkan cahaya maksimum hanya sampai 40%. Tanaman Porang dapat tumbuh pada ketinggian 0 - 700 meter di atas permukaan laut. Namun yang paling bagus pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 - 600 meter di atas permukaan laut.

2.1.2.2 Keadaan Tanah
Untuk hasil yang baik, tanaman Porang menghendaki tanah yang gembur/subur serta tidak becek (tergenang air). Derajat keasaman tanah yang ideal adalah antara PH 6 - 7 serta pada kondisi jenis tanah apa saja.

2.1.2.3 Kondisi Lingkungan
Naungan yang ideal untuk tanaman Porang adalah jenis Jati, Mahoni Sono, dan lain-lain, syarat usaha adanya naungan serta terhindar dari kebakaran. Tingkat kerapatan naungan minimal 40% dimana semakin rapat naungan semakin baik pertubuhan dan perkembangan tanaman Porang.
Perkembangbiakan tanaman Porang dapat dilakukan dengan cara generatif maupun vegetatif. Secara umum perkembangbiakan tanaman Porang dapat dilakukan melalui berbagai cara yaitu antara lain:
a.    Perkembangbiakan dengan Katak
            Katak adalah buah yang tumbuh pada percabangan daun. Dalam 1 kg Katak berisi sekitar 100 butir katak. Katak ini pada masa panen dikumpulkan kemudian disimpan sehingga bila memasuki musim hujan bisa langsung ditanam pada lahan yang telah disiapkan.
b.    Perkembangbiakan dengan Biji/Buah
            Tanaman Porang pada setiap kurun waktu empat tahun akan menghasilkan bunga yang kemudian menjadi buah atau biji. Dalam satu tongkol buah bisa menghasilkan biji sampai 250 butir yang dapat digunakan sebagai bibit Porang dengan cara disemaikan terlebih dahulu.

c.    Perkembangbiakan dengan Umbi
            Dengan umbi yang kecil, ini diperoleh dari hasil pengurangan tanaman yang sudah terlalu rapat sehingga perlu untuk dikurangi. Hasil pengurangan ini dikumpulkan yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai bibit.
            Dengan umbi yang besar, ini dilakukan dengan cara umbi yang besar tersebut dipecah-pecah sesuai dengan selera selanjutnya ditanam pada lahan yang telah disiapkan. Dapat kita lihat di sini bahwa budidaya tanaman Porang itu sendiri mempunyai prospek yang baik dan bernilai ekonomis yang tinggi bagi masyarakat, sehingga dapat membantu masyarakat dalam membuka lapangan kerja serta usaha sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat itu sendiri.

2.1.3    Manfaat dan Kegunaan Tanaman Porang
Umbi Porang Hasil panen rata-rata berukurang 1 kg. Kegunaan lain dari Porang adalah untuk keperluan industri antara lain untuk mengkilapkan kain, perekat kertas, cat, kain katun, wool dan bahan imitasi yang memiliki sifat lebih baik dari amilum serta harganya yang lebih murah. Selain itu bahan ini juga dapat dipergunakan sebagai pengganti agar-agar dan gelatin sebagai bahan pembuat negatif  film, isolator dan seluloid karena sifatnya yang mirip selulosa. Sedangkan larutan manaan bila dicampur dengan gliserin atau natrium hidroksida dan bisa dibuat bahan kedap air. Tanaman Porang itu sendiri dapat dipanen setelah berumur 3 tahun (3 kali pertumbuhan bila ditanam dengan bunga dan bisa dipanen saat berumur 1 tahun bila ditanam dari umbinya).
            Untuk pangsa pasar dalam negeri; umbi Porang digunakan sebagai bahan mie yang dipasarkan di swalayan, serta untuk memenuhi kebutuhan pabrik kosmetik sebagai bahandasar.
Sumber : (www.mediaindonesia.com )







2.2    KERTAS DAUR ULANG
            Daur ulang adalah proses tuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle).
Material yang bisa didaur ulang terdiri dari sampah
kaca, plastik, kertas, logam, tekstil, dan barang elektronik. Meskipun mirip, proses pembuatan kompos yang umumnya menggunakan sampah biomassa yang bisa didegradasi oleh alam, tidak dikategorikan sebagai proses daur ulang. Daur ulang lebih difokuskan kepada sampah yang tidak bisa didegradasi oleh alam secara alami demi pengurangan kerusakan lahan.













BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pengertian Metode Penelitian
 “Metode penelitian“ berasal dari kata “Metode” yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu; dan “Logos” yang artinya ilmu dan pengetahuan. Jadi metode artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan “penelitian” adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya. (Drs. Cholid Narbuko dan Drs. Abu Achmadi, 20
 Sedangkan menurut Rameli Agam (2009 : 94), Metode ilmiah dalam bentuk Metodologi penelitian direalisasikan dalam bentuk model, prosedur, dan format penelitian, seperti tentang metode atau teknik penelitian, instrumen penelitian, subjek penelitian, prosedur, desain, dan alat-alat bantu penelitian. Metode penelitian yang baik akan memberikan kontribusi bagi tercapainya kesuksesan penelitian yang dilakukan.
Metode penelitian yang digunakan dalam karya tulis ini adalah metode penelitian eksperimental yang bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan pada satu atau lebih kelompok eksperimental. Serta untuk mengetahui hasil setelah diberi perlakuan yang kondusif. Metode penelitian ini sangat mempengaruhi berhasil tidaknya penelitian yang dilakukan oleh penulis. Selain itu, menggunakan penelitian deskriptif yang berusaha menuturkan pemecahan masalah yang ada berdasarkan data-data dan berusaha untuk menyimpulkan data dari pemecahan masalah yang dilakukan. Sehingga menjadi data yang struktural dan faktual.
3.2    Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam karya tulis ini adalah jenis penelitian kualitataif. Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami hal yang dikaji.
3.3    Data dan sumber data
Data dalam karya ilmiah ini diperoleh dari pembuatan dan penelitian mengenai kertas daur ulang menggunakan umbi Porang
Sumber data dalam penelitian ini adalah tanaman Porang, dan kertas daur ulang diperoleh dari media elektronik (internet), dan buku. Sedangkan proses pembuatan, kualitas hasil serta keuntungan yang diperoleh didapatkan langsung dari catatan selama pengamatan berlangsung.

3.4    Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dokumentasi, dan penulusuran literatur.
 3.4.1 Eksperimen
Metode ini berupa percobaan yang dilakukan dengan membuat berbagai kertas daur ulang, bubur kertas yang ditambahkan dengan umbi porang akan menghasilkan kertas daur ulang yang berkualitas. Kemudian dilakukan pengujian kualitas kertas daur ulang.
3.4.2  Dokumentasi
Metode ini dilakukan untuk mendokumentasikan saat percobaan dilakukan dan hasil yang diperoleh setelah percobaan dilakukan.

3.5    Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian tentang pembuatan kertas Porang yang terbuat dari kertas bekas dan umbi Porang dilakukan di Laboratorium Kimia SMAN I Gending dan di Desa Sebaung, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo. Bahan baku kertas bekas dan umbi Porang diperoleh dari  wilayah Kabupaten Probolinggo. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 18 Maret  - 22 Juni 2011.


3.6       Pemilihan Subjek
Subjek yang diteliti dalam karya tulis ini adalah pembuatan kertas Porang dan kertas seni Porang yang terbuat dari daur ulang kertas dengan bahan tambahan umbi Porang sebagai bahan perekatnya. Bahan kertas bekas diperoleh dari limbah sekolah SMAN I Gending, sedangkan Umbi Porang diambil dari daerah sekitar Kecamatan Gending. Hal yang akan diteliti adalah komposisi banyaknya Umbi Porang, air, dan kertas bekas yang digunakan untuk pembuatan , modal serta keuntungan yang didapat. Untuk bahan baku Umbi Porang, yang digunakan adalah yang berwarna putih, karena kandungan perekatnya lebih kuat dibandingkan Porang kuning.
3.7 Alat dan Bahan
Ø  Bahan yang digunakan
1.  kertas bekas                  1 kg
2.  Umbi Porang                100g
3.  air                                  2 L
Ø  Alat yang digunakan
1.      Blender                                                        7.    screen
2.      baskom plastik                                             8.    plastik
3.      pisau                                                            9.    Kaca dan balok pemberat
4.      baki plastik                                                  10.  Minyak goreng
5.      Sendok dan solet                                         11. Sarung tangan plastik
6.      Timbangan elektrik

3.8  Cara kerja
1.  Kertas disobek kemudian direndam menggunakan air selama semalam.
2.  Kemudian rendaman kertas tersebut diblender hingga rata.  
3.  Bubur kertas ditimbang sebanyak 1 kg dan umbi Porang yang digunakan adalah 100 gram.                                                                                                                       
4.  Umbi Porang ditimbang kemudian di parut (blender).
5.  Bubur kertas dicampur dengan parutan umbi Porang hingga rata.
6. Alat cetak kertas dilapisi oleh plastik dan diolesi minyak goreng. 
7.  Setelah itu masukkan campuran bubur kertas dengan umbi Porang kedalam cetakan. Cetak hingga rata.
8.  Cetakan kertas dijemur dibawah terik matahari hingga kering.
9.  Ambil kertas yang sudah kering dari cetakan.
10. Kertas daur ulang siap untuk digunakan.

3.9  Tabulasi Data hasil Pengamatan
Untuk pengamatan pembuatan kertas daur ulang menggunakan berbagai komposisi dan datanya dapat dimasukkan dalam tabel berikut:
Tabel 1. Tabulasi data pembuatan kertas Porang dan kertas seni Porang
Subjek yang diteliti

Komposisi zat penyusun
Keterangan
No.
perc.
Kertas bekas
Air
Umbi Porang
Zat lain
Kertas Porang
1





2





Kertas seni Porang
1





2






Sedangkan untuk melihat kehalusan dan tekstur kertas, data yang akan diperoleh ditabulasikan pada tabel di bawah ini :

Tabel 2. Rencana Tabulasi data kondisi kertas Porang dan kertas seni Porang
Subjek yang diteliti

Pengamatan Kondisi kertas
Keterangan
No.
perc.
Kehalusan / tektur
Pola (motif corak)
Kemudahan dicetak
Kertas Porang
1




2




Kertas seni Porang
1




2






3.10  Analisis
Dari data yang diperoleh, kemudian dianalisis tentang beberapa hal, yaitu: komposisi terbaik dari produk yang dihasilkan dan kualitas dari kertas Porang dan seni Porang. Kualitas kertas Porang dilihat dari tekstur kertas, mudah atau tidaknya tersobek, serta kemudahan untuk dicetak dengan mesin printer. Kualitas dari kertas seni Porang adalah tekstur, motif atau pola corak pada kertas, keindahan warna dan mudah atau tidaknya tersobek.




















BAB IV
PEMBAHASAN
4.1  Tanaman Porang sebagai Salah Satu Bahan Baku Kertas Daur Ulang
Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan sumberdaya alam berupa kayu, tetapi masih banyak potensi non kayu yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat melalui budidaya tanaman pertanian pada lahan hutan. Sebagai fungsi ekosistem hutan sangat berperan dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan peran penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global. Sebagai fungsi penyedia air bagi kehidupan hutan merupakan salah satu kawasan yang sangat penting, hal ini dikarenakan hutan adalah tempat bertumbuhnya berjuta tanaman.
Selain itu dengan adanya hutan ini adalah penghasil oksigen Karena di hutan terjadi proses fotosintesis yang mampu menghasilkan gas oksigen yang berguna bagi kehidupan makhluk hidup. Isu yang kini sedang booming dibelahan dunia adalah pemanasan global atau sering disebut sebagai global warming. Suatu keadaan dimana suhu bumi mengalami kenaikan yang disebabkan oleh gas hasil pembakaran kendaraan bermotor dan penggundulan jutaan hektar lahan hutan ataupun alih fungsi hutan yang tidak wajar sehingga menyebabkan menipisnya atmosfer bumi. Global warming telah menjadi ancaman bagi makhluk bumi, dikarenakan selain menipisnya atmosfer bumi yang menyebabkan suhu bumi yang semakin tinggi juga keseimbangan tata lingkungan dibumi mengalami gangguan seperti banyaknya berbagai bencana akhir-akhir ini.
Salah satu upaya yang coba dilakukan adalah dengan melakukan penataan lingkungan yang komprehensip dan terpadu. Mengembalikan fungsi hutan seperti semula dan merehabilitasinya dengan baik. Program konservasi dan rehabilitasi hutan yang baik harus segera dipercepat dengan melalui cara-cara yang terpadu yang juga melibatkan sumberdaya manusia yang ada di wilayah hutan tersebut. Masyarakat harus diajak dan diberikan pendidikan terkait dengan program tersebut. Salah satu program yang coba diterapkan adalah kegiatan budidaya pertanian diwilayah hutan. Melihat kondisi hutan terutama dipulau jawa yang sudah sangat sedikit memberikan peluang yang begitu besar untuk kegiatan ini. Kegiatan budidaya tersebut diperkirakan akan dapat membawa keuntungan baik dari segi ekonomis maupun ekologis, dimana kesuburan tanah akan tetap dapat dipertahankan tanpa mengubah hutan yang sudah memiliki fungsi pokoknya.
Program konservasi hutan adalah salah satu program yang sudah lama dicanangkan oleh pemerintah. Program ini dicanangkan karena melihat banyaknya hutan yang rusak akibat berbagai ulah masyarakat yang tidak mengerti akan tata lingkungan dan peran hutan itu sendiri. Banyak hutan digunduli dengan alasan pembukaan lahan baru dengan cara melakukan pembakaran hutan sehingga dimana-mana terjadi kabut asap sehingga mengganggu aktivitas transportasi karena jarak pandang yang relaitif pendek, selain itu asap yang dihasilkan sangat mengganggu kesehatan. Perusakan hutan yang semakin parah ini secara langsung akan merusak keseimbangan alam sehingga dimana-mana banyak terjadi banjir yang cukup meresahkan masyarakat. Untuk itu diperlukan adanya terobosan penanganan masalah tersebut dengan cara-cara yang arif dan tidak merugikan berbagai pihak yang memiliki kepentingan dengan pengelolaan kawasan hutan baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat.
Adapun terobosan yang coba diusulkan adalah program penanaman hutan dengan sejuta tanaman Porang. Program ini mengedepankan pola pemberdayaan masyarakat wilayah hutan dengan sistem kemitraan dengan pihak pengelola kehutanan, dalam hal ini adalah Perhutani. Pola kerjasama yang dibangun adalah dengan memberikan akses yang mudah bagi masyarakat yaitu dengan mengajak mereka untuk melakukan penanaman Porang pada lahan-lahan didalam hutan.
            Penggunaan Porang banyak sekali, selain untuk bahan makanan seperti konyaku, bahan campuran kosmetik, pembuat mie, bahan perekat dan pengeras kertas. Di kawasan Kabupaten Probolinggo, dikenal ada dua buah jenis umbi Porang, yaitu kuning dan putih. Umbi Porang kuning yang dibudidaya dan di ekspor ke Jepang. Sementara umbi yang berwarna putih hanya dibiarkan begitu saja dan tidak dibudidaya. Umbi Porang yang berwarna putih inilah yang kami gunakan. Keberadaanya lebih banyak di wilayah Probolingggo, mulai dari datran rendah, semak belukar, pinggir jalan raya, sawah dan tepi sungai sampai dataran tinggi. Ciri khas umbi Porang yang berwarna putih adalah getahnya lebih banyak sehingga menimbulkan rasa gatal dan panas di tangan bila terkena olehnya. Akan tetapi kelebihan getah ini menimbulkan daya rekat yang tinggi dan efek keras pada kertas yang digunakan. Pembuatan kertas daur ulang pada umumnya menghasilkan produk dengan warna yang tidak meanarik (kusam), sehingga daya tarik konsumen berkurang. Akan tetapi, jika pembuatan kertas daur ulang ditambahkan umbi Porang akan mengahasilkan produk daur ulang yang memiliki warna lebih putih. Kertas daur ulang yang kami buat tidak memberikan dampak buruk terhadap lingkungan karena kami tidak menggunakan bahan kimia, seperti pemutih yang biasanya digunakan untuk bahan pewarnaan kertas daur ulang.
4.2  Kertas Porang dan Kertas Seni Porang
Kertas Porang adalah kertas daur ulang menggunakan bahan tambahan alami yaitu Umbi Porang yang berfungsi sebagai perekat dan pengeras kertas. Kertas ini difungsikan sebagai kertas tulis atau juga dapat digunakan untuk mencetak pada mesin printer. Sedangkan kertas seni biasa digunakan untuk keperluan berbagai pernak-pernik hiasan.    
     Gambar 4.1 Kertas Porang (Foto: Saiful Fatah)
Hasil pengamatan pada percobaan pembuatan kertas Porang dan kertas seni Porang dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 1. Tabulasi data pembuatan kertas Porang dan kertas seni Porang
Subjek yang diteliti

Komposisi zat penyusun
Keterangan
No.
perc.
Kertas bekas
Air
Umbi Porang
Zat lain
Kertas Porang
1
1 kg
75 mL
250 gram
-
cetakan tanpa diolesi minyak goreng
2
1 kg
50 mL
250 gram
-
cetakan tanpa diolesi minyak goreng
Kertas seni Porang
1
1 kg
75 mL
250 gram
-
cetakan diolesi minyak goreng
2
1 kg
50 mL
250 gram

cetakan diolesi minyak goreng

Sedangkan untuk melihat kehalusan dan tekstur kertas, data yang akan diperoleh ditabulasikan pada tabel di bawah ini :
Tabel 2. Rencana Tabulasi data kondisi kertas Porang dan kertas seni Porang
Subjek yang diteliti

Pengamatan Kondisi kertas

Keterangan
No.
perc.
Kehalusan / tektur
Pola (motif corak)
Kemudahan dicetak
Kertas Porang
1
Halus
Acak
Mudah
Mudah robek
2
Halus
Acak
Mudah
Tidak mudah robek
Kertas seni Porang
1
Kasar
Alur lingkaran
Sulit
Tidak mudah robek
2
kasar
Alur lingkaran
sulit
Tidak mudah robek dan beberapa ditempelkan daun kering (herbarium) dan beberapa lainnya diberi motif daun serta diberi warna.

Dari percobaan ini diperoleh hasil bahwa pada percobaan 2  adalah yang terbaik.
Pada percobaan ini kadar air dikurangi karena akan berpengaruh pada kualitas hasil, yaitu kertas mudah robek jika pada pembuatannya terlalu banyak air. Selain itu juga supaya dua permukaan kertas rata dan halus maka perlu diberi kaca untuk memberi tekanan pada alat screen. Sebelumnya alat harus diolesi dengan minyak agar mudah diangkat.        
                                            Gambar 4.2 Kertas Seni Porang (Foto: Nurus Zahro)
Sedangkan pada pembuatan kertas seni tidak terlalu sulit dibandingkan kertas Porang, karena tidak dibutuhkan kaca untuk memperhalus dua buah permukaaan kertas. Agar nilai estetikanya lebih tinggi dapat ditempelkan daun kering atau herbarium kemudian diberi zat pewarna. Pada pembuatan kertas seni Porang kualitas yang baik diperoleh pada percobaan nomor 2. Kualitas yang baik disini adalah : tekstur yang lebih baik dan cantik, tidak mudah sobek dan lebih halus. Penggunaan minyak untuk memudahkan pengangkatan sewaktu pengeringan memberikan efek tersendiri, yaitu aroma yang tengik. Sehingga ke depan perlu diantisipasi masalah ini.

4.3  Biaya Produksi dan Keuntungan Kertas Porang dan Kertas Seni Porang
Pada pembuatan Kertas Porang ini dibutuhkan modal yang lebih sedikit dibandingkan dengan pembuatan kertas seni Porang. Untuk 1 kg kertas bekas dan 250 gram menghasilkan 18 lembar kertas Porang. Sedangkan 1 kg kertas bekas dan 250 gram menghasilkan 10 lembar kertas seni Porang.
                                                                       Gambar 4.1 Aplikasi Kertas Seni Porang 
                                                                                (Foto: Putri Selvia Anggara Wati)
Berikut ini rincian biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan Kertas Porang antara lain:
·         Kertas Porang
1.      1 kg kertas bekas               Rp 1500,00
2.      Masker + sarung tangan    Rp 5000,00
3.      Cetakan                             Rp 23000,00
4.      Plastik                               Rp 1000,00
·         Kertas Seni Porang
1.      1 kg kertas bekas               Rp 1500,00
2.      Masker + sarung tangan    Rp 5000,00
3.      Cetakan                             Rp 23000,00
4.      Plastik                               Rp 1000,00
5.      Minyak goreng                  Rp 2500,00

Dari rincian di atas, untuk 1 Kg  kertas bekas akan menghasilkan 18 lembar kertas porang dimana harga per lembarnya seharga Rp 800,-. Sedangkan, untuk 1 Kg kertas bekas akan menghasilkan 10 lembar kertas seni porang dimana harga per lembarnya seharga Rp 1000,-. Dalam 1 kali produksi dengan bahan baku 6 Kg Kertas bekas yang diperuntukkan ; 3 Kg untuk pembuatan  kertas porang dan 3 Kg untuk pembuatan kertas seni porang. Jadi kami mendapat keuntungan sebesar Rp 12,000,-.























BAB V
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1)      Bahan perekat alami yang dapat dipakai untuk menekan biaya produksi kertas daur ulang adalah umbi Porang (Amorphophallus oncophyllus  Prain).
2)      Cara pembuatan kertas Porang adalah mencampurkan bubur kertas dengan umbi porang sekaligus, serta dasar screen diberi minyak sehingga mudah untuk diangkat. Setelah adonan jadi kemudian dimasukkan ke dalam cetakan dan dijemur untuk selanjutnya diangkat dari screen.
3)      Komposisi pembuatan Kertas Porang dan kertas Seni Porang yang terbaik adalah percobaan 2 sehingga menghasilkan kualitas kertas yang baik.
4)      Mengurangi dampak pencemaran lingkungan dan salah satu cara penghematan energi.
5)      Meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan dengan adanya budidaya tanaman porang yang merupakan tanaman selingan pada hutan produksi atau perkebunan.
6)      Membuka peluang usaha baru sehingga dapat menciptakan lapangan kerja, sehingga kesejahteraan masyarakat di pedesaan dapat meningkat.
  1. Saran
1)    Bagi pelajar agar melanjutkan penelitian ini
2)    Bagi warga sekitar agar memanfaatkan sumber daya alam yang ada dan   
     membudidayakan tanaman porang
3)    Bagi pemerintah agar membantu menyediakan alat produksi bagi warga
     sekitar
4)   Untuk menghasilkan ketas daur ulang yang lebih tipis dapat menggunakan triplek melamin yang digunakan untuk menekan kertas pada saat pencetakan, sekaligus digunakan sebagai alas pada saat penjemuran.























DAFTAR PUSTAKA

Narbuko, Cholid., dan Achmad, Abu. 2008. Metodologi Penelitia. Jakarta: PT Bumi Aksara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar