KATA PENGANTAR
Sampah adalah sebuah masalah yang terlihat
sepele namun mendesak untuk ditangani. Termasuk didalamnya adalah kertas bekas
yang merupakan limbah yang sering ditemukan di daerah perkantoran, sekolah atau
kampus bahkan rumah tangga. Penulis mengangkat fenomena tersebut dalam penulisan
karya ilmiah ini, bertujuan untuk membantu meningkatkan nilai fungsi kertas
bekas dalam rangka mengatasi limbah. Dalam perjalanannya proses pembuatan
kertas daur ulang Porang ini melibatkan bahan alami yaitu umbi Porang yang
banyak terdapat di kawasan Probolinggo. Tuuan utama keterlibatan bahan alami
ini adalah untuk menekan biaya produksi, juga meningkatkan nilai jual dari
tanaman Porang.
Rasa syukur penulis panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa atas karunia-Nya dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
Taklupa pula ucapan terima kasih dihaturkan kepada semua pihak yang telah
memberikan kontribusi dalam penulisan karya ilmiah ini, baik berupa bantuan
materi maupun dukungan moral, khususnya:
1.
Nj
2.
Ibu Wika Indah Sari, S.Pd. selaku pembimbing
3.
Bapak Yundi Hidayah, S.Kom. dan Bapak Abdillah
Zubair, S.Kom. yang membimbing dalam komputer dan pengiriman kerya tulis
4.
Rekan-rekan SMAN 1 Gending yang telah memberi
dukungan moral
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon
untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Penulis
JUDUL : KERTAS
PORANG DAN KERTAS SENI PORANGSEBAGAI UPAYA PEMNFAATAN LIMBAH KERTAS BEKAS YANG
BERWAWASAN LINGKUNGAN DAN BERNILAI EKONOMIS
PENULIS : Nurus Zahro, Putri Selvia Anggara
Wati, Saiful fatah
SEKOLAH :
SMAN I GENDING PROBOLINGGO
ABSTRAK
Fungsi kertas daur ulang porang ini sama
seperti kertas pada umunya, hanya saja bahan yang digunakan menggunakan kertas
bekas dan perekat alami yaitu umbi porang, yang berfungsi sebagai perekat
sekaligus pengeras kertas. Karena menggunakan
kertas bekas dan perekat alami, pembuatan kertas daur ulang ini tidak
membutuhkan biaya operasional yang mahal.Pembuatan kertas daur ulang ini selain
memanfaatkan bahan yang ada di alam,
tujuannya juga untuk mengurangi sampah kertas yang ada di lingkungan
sekitar kita. Serta mengurangi pembakaran sampah yang akan menimbulkan gas yang
berbahaya bagi kesehatan manusia. selain itu, kertas daur ulang ini terbuat
dari bahan yang alami maka kertas ini tidak berbahaya dan sangat mudah terurai
.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Kertas
bekas yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari sering dianggap sampah tak
berguna, padahal kalau mau lebih jeli mengakalinya kertas bekas ini dapat
dijadikan bahan baku berbagai kerajinan tangan yang memiliki nilai estetika dan
nilai jual yang tinggi. Kerajinan tangan dengan bahan baku kertas bekas ini
tidak membutuhkan modal yang besar. Kertas bekas dapat diperoleh dengan mudah
karena merupakan limbah terutama di perkantoran, sekolah atau kampus , bahkan
di rumah tangga. Kertas bekas ini diolah melalui proses daur ulang (recycle), artinya kertas bekas ini harus
diubah menjadi bubur kertas terlebih dahulu untuk selanjutnya digunakan kembali sebagai bahan
dasar membuat berbagai kerajinan cantik.
Daur ulang
adalah proses pengumpulan sampah, penyortiran, pembersihan, dan pemrosesan
material baru untuk proses produksi.Kertas daur ulang dapat
dikreasikan menjadi benda – benda seni yang memiliki nilai jual cukup tinggi,
misalnya saja dibuat pigura, kotak pensil, kartu ucapan, blocknote,
ataupun souvenir lainnya. Konsumen kreasi kertas daur ulang rata –
rata adalah para pengrajin yang membuat kotak kado, kotak pensil, serta
kerajinan lain dari daur ulang kertas. Selain para pengrajin hasil daur ulang
kertas juga diminati para masyarakat umum, yang kebanyakan dari anak muda.
Mereka menganggap benda – benda dari
kertas daur ulang memiliki nilai seni lebih tinggi.
Hal inilah yang menjadi sumber inspirasi bagi penulis untuk
turut serta membuat kertas daur ulang dengan bahan tambahan umbi Porang. Pada
pembuatan kertas daur ulang biasanya menggunakan lem kertas sebagai perekat,
namun pada kreasi penulis kali ini mengganti
lem kertas dengan olahan Umbi Porang. Tanaman Porang (Iles-Iles, atau
Lorpung) banyak ditemukan di daerah Kecamatan Gending Kabupaten Probolinggo dan
sekitarnya, mulai dari daerah dataran rendah sampai dataran tinggi. Semakin
sejuk lokasi daerahnya, maka semakin banyak tanaman ini tumbuh subur. Daya rekatnya yang tinggi dimanfaatkan dalam
pembuatan kertas daur ulang ini, juga membuat kertas ini memiliki tekstur
tertentu yang khas. Hal yang terpenting adalah dapat menekan biaya operasional
pembuatannya serta mengurangi energi yang dapat menjadikan sumber polusi,
karena proses pengerjaannya sangat mudah serta menggunakan semua sumber daya
yang ada di alam. Karena itulah kami menamai kertas daur ulang kreasi ini
dengan nama kertas Porang.
Pengembangan kertas Porang dapat menjadikan peluang usaha
yang menjanjikan bagi masyarakat di daerah Kabupaten Probolinggo umumnya dan
masyarakat Kecamatan Gending dan sekitarnya pada khususnya. Ketersediaan bahan
baku berlimpah di lingkungan, peralatan
yang sederhana dan proses yang mudah, ketelatenan dan kesungguhan serta
manajemen yang baik sangat diperlukan untuk
dapat menjalankan usaha ini. Selain membantu lingkungan mengurangi
dampak dari sampah, budidaya Tanaman Porang juga sangat menjanjikan. Tanaman
ini dapat dipakai sebagai tanaman selingan atau antara pada tanaman perkebunan
atau hutan produksi, hingga petani dan masyarakat sekitar perkebunan dan hutan
produksi memperoleh keuntungan berlipat untuk memperbaiki kesejahteraannya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Kertas
bekas yang menumpuk dalam kehidupan sehari-hari nampak sepele dan sering
diabaikan. Ada beberapa opsi yang sering diambil sebagai solusi untuk
mengatasinya adalah membuangnya ke tempat sampah, menukarkannya pada penadah
barang bekas atau membakarnya. Tindakan dari opsi terakhir ini mengandung
resiko tinggi bagi lingkungan sekitar, yaitu resiko bahaya kebakaran dan polusi
udara yang ditimbulkannya. Alternatif lain dari pemecahan masalah kertas bekas
ini adalah daur ulang (recycle)
menjadi kertas seni yang harganya cukup tinggi.
a.
Dalam proses pembuatan daur ulang kertas ini masih membutuhkan perekat
yang harganya cukup besar dan akan mempengaruhi ongkos produksi, sehingga
masalah pertama yang dirumuskan adalah : Bahan alami apakah yang dapat
dijadikan pengganti lem (perekat) yang
lebih alami, awet dan kualitasnya cukup baik?
b.
Bagaimana cara mengolah bahan alami tersebut untuk
disertakan dalam pembuatan kertas daur ulang? Serta bagaimana cara pembuatan
kertas daur ulang dengan menggunakan bahan perekat alami ini ?
c.
Setelah produk kertas daur ulang ini jadi, maka perlu
diketahui lebih lanjut tentang bagaimana kualitas kertas yang dihasilkan ?
d.
Dalam proses produksi kertas daur ulang ini dibutuhkan
modal. Oleh karena itu perlu diketahui berapa modal atau ongkos produksi yang
dikeluarkan dalam pembuatannya ? Serta berapa keuntungan yang diperoleh ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Untuk
menjawab permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka perlu ditetapkan
tujuan penelitian. Adapun
tujuan dilaksanakannya penyusunan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
a. Mendeskripsikan
bahan alami yang digunakan sebagai bahan perekat dalam pembauatan kertas daur
ulang.
b. Menjelaskan
cara mengolah bahan alami tersebut untuk disertakan dalam pembuatan kertas daur
ulang. Serta menjelaskan cara pembuatan kertas daur ulang atau kertas seni.
c. Mendeskripsikan
kualitas kertas yang dihasilkan.
d. Menjelaskan
tentang modal (ongkos produksi) yang dibutuhkan serta keuntungan yang diperoleh
dari penjualan kertas daur ulang ini.
1.4 MANFAAT PENULISAN
Secara
umum manfaat yang diharapkan dari penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai
wahana informasi pada masyarakat luas tentang pemanfaatan kertas bekas dengan
cara baru yang lebih murah dan ramah lingkungan. Adapun manfaat khusus dari
penyusunan karya tulis ini adalah
sebagai berikut :
a. Mengurangi
dampak pencemaran lingkungan dan salah satu cara penghematan energi.
b. Meningkatkan
kesejahteraan masyarakat pedesaan dengan adanya budidaya tanaman Porang yang
merupakan tanaman selingan pada hutan produksi atau perkebunan.
c. Membuka
peluang usaha baru sehingga dapat menciptakan lapangan kerja, sehingga kesejahteraan
masyarakat di pedesaan dapat meningkat.
1.5 ASUMSI DASAR
Asumsi dasar yang digunakan pada penulisan karya tulis
ini adalah bahwa kertas daur ulang yang
digunakan disini terbuat dari sisa kertas yang tidak terpakai lagi (limbah)
yang diperoleh di perkantoran, sekolah atau rumah tangga. Dalam penggunaannya
diubah menjadi kertas daur ulang dan kertas seni. Kertas daur ulang dianggap
sama seperti kertas pada umumnya untuk keperluan menulis dan mengetik bahkan
layak untuk dicetak dengan mesin printer.
Kertas seni adalah kertas dengan tekstur sedikit kasar dan terdapat pola
tertentu di dalamnya sehingga menghasilkan nilai estetika yang tinggi.
Sementara Kertas Porang adalah kertas daur ulang yang menggunakan bahan
tambahan dari umbi Porang. Sedangkan kertas seni Porang adalah kertas seni yang
menggunakan bahan tambahan umbi Porang dalam proses pembuatannya.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 TANAMAN
PORANG
Tanaman Porang terkenal dengan nama Iles-Iles (Amorphophallus Onchophyllus) dan di
daerah Jawa dikenal dengan nama suweg. Merupakan tumbuhan semak (herba) yang
memiliki tinggi 100 – 150 cm dengan umbi yang berada di dalam tanah. Batang
tegak, lunak, batang halus berwarna hijau atau hitam belang-belang (totol-totol)
putih.
Batang tunggal memecah menjadi tiga batang sekunder
dan akan memecah lagi sekaligus menjadi tangkai daun. Pada setiap pertemuan
batang akan tumbuh bintil/katak berwarna coklat kehitam-hitaman sebagai alat
perkembangbiakan tanaman Porang. Tinggi tanaman dapat mencapai 1,5 meter sangat
tergantung umur dan kesuburan tanah. Umbi inilah yang akan dipungut hasilnya
karena memiliki zat glukomanan. Tumbuhan ini hidup di bawah naungan dan dapat
dimanfaatkan sebagai bahan makanan alternatif di musim paceklik.
Adapun klasifikasi tanaman Porang dapat dilihat di
bawah ini :
Kingdom
|
:
Plantae (tumbuhan)
|
Subkingdom
|
:
Tracheobionta (berpembuluh)
|
Superdivisio
|
:
Spermatophyta (menghasilkan biji)
|
Divisio
|
:
Magnoliophyta (berbunga)
|
Kelas
|
:
Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
|
Sub-kelas
|
:
Arecidae
|
Ordo
|
:
Arales
|
Familia
|
|
Genus
|
:
Amorphophallus
|
Spesies
|
:
Amorphophallus oncophyllus Prain
|
2.1.2 Syarat Tumbuh Tanaman Porang
2.1.2.1 Keadaan
Iklim
Tanaman
Porang mempunyai sifat khusus yaitu mempunyai toleransi yang sangat tinggi
terhadap naungan atau tempat teduh (tahan tempat teduh). Tanaman Porang
membutuhkan cahaya maksimum hanya sampai 40%. Tanaman Porang dapat tumbuh pada
ketinggian 0 - 700 meter di atas permukaan laut. Namun yang paling bagus pada
daerah yang mempunyai ketinggian 100 - 600 meter di atas permukaan laut.
2.1.2.2 Keadaan Tanah
2.1.2.2 Keadaan Tanah
Untuk
hasil yang baik, tanaman Porang menghendaki tanah yang gembur/subur serta tidak
becek (tergenang air). Derajat keasaman tanah yang ideal adalah antara PH 6 - 7
serta pada kondisi jenis tanah apa saja.
2.1.2.3 Kondisi Lingkungan
2.1.2.3 Kondisi Lingkungan
Naungan
yang ideal untuk tanaman Porang adalah jenis Jati, Mahoni Sono, dan lain-lain,
syarat usaha adanya naungan serta terhindar dari kebakaran. Tingkat kerapatan
naungan minimal 40% dimana semakin rapat naungan semakin baik pertubuhan dan
perkembangan tanaman Porang.
Perkembangbiakan
tanaman Porang dapat dilakukan dengan cara generatif maupun vegetatif. Secara
umum perkembangbiakan tanaman Porang dapat dilakukan melalui berbagai cara
yaitu antara lain:
a. Perkembangbiakan dengan Katak
Katak
adalah buah yang tumbuh pada percabangan daun. Dalam 1 kg Katak berisi sekitar
100 butir katak. Katak ini pada masa panen dikumpulkan kemudian disimpan
sehingga bila memasuki musim hujan bisa langsung ditanam pada lahan yang telah disiapkan.
b. Perkembangbiakan dengan Biji/Buah
b. Perkembangbiakan dengan Biji/Buah
Tanaman
Porang pada setiap kurun waktu empat tahun akan menghasilkan bunga yang
kemudian menjadi buah atau biji. Dalam satu tongkol buah bisa menghasilkan biji
sampai 250 butir yang dapat digunakan sebagai bibit Porang dengan cara
disemaikan terlebih dahulu.
c. Perkembangbiakan dengan Umbi
Dengan umbi yang kecil, ini
diperoleh dari hasil pengurangan tanaman yang sudah terlalu rapat sehingga
perlu untuk dikurangi. Hasil pengurangan ini dikumpulkan yang selanjutnya
dimanfaatkan sebagai bibit.
Dengan umbi yang besar, ini
dilakukan dengan cara umbi yang besar tersebut dipecah-pecah sesuai dengan
selera selanjutnya ditanam pada lahan yang telah disiapkan. Dapat kita lihat di
sini bahwa budidaya tanaman Porang itu sendiri mempunyai prospek yang baik dan
bernilai ekonomis yang tinggi bagi masyarakat, sehingga dapat membantu
masyarakat dalam membuka lapangan kerja serta usaha sehingga dapat memberikan
nilai tambah bagi masyarakat itu sendiri.
2.1.3 Manfaat dan Kegunaan Tanaman Porang
Umbi Porang
Hasil panen rata-rata berukurang 1 kg. Kegunaan lain dari Porang adalah untuk
keperluan industri antara lain untuk mengkilapkan kain, perekat kertas, cat,
kain katun, wool dan bahan imitasi yang memiliki sifat lebih baik dari amilum
serta harganya yang lebih murah. Selain itu bahan ini juga dapat dipergunakan
sebagai pengganti agar-agar dan gelatin sebagai bahan pembuat negatif
film, isolator dan seluloid karena sifatnya yang mirip selulosa. Sedangkan
larutan manaan bila dicampur dengan gliserin atau natrium hidroksida dan bisa
dibuat bahan kedap air. Tanaman Porang itu sendiri dapat dipanen setelah
berumur 3 tahun (3 kali pertumbuhan bila ditanam dengan bunga dan bisa dipanen
saat berumur 1 tahun bila ditanam dari umbinya).
Untuk pangsa pasar dalam negeri; umbi Porang digunakan sebagai bahan mie yang dipasarkan di swalayan, serta untuk memenuhi kebutuhan pabrik kosmetik sebagai bahandasar.
Sumber : (www.mediaindonesia.com )
Untuk pangsa pasar dalam negeri; umbi Porang digunakan sebagai bahan mie yang dipasarkan di swalayan, serta untuk memenuhi kebutuhan pabrik kosmetik sebagai bahandasar.
Sumber : (www.mediaindonesia.com )
2.2 KERTAS
DAUR ULANG
Daur ulang adalah
proses tuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan
mencegah adanya sampah yang
sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku
yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika
dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu
strategi pengelolaan sampah padat yang
terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan
pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen
sampah modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle).
Material yang bisa didaur ulang terdiri dari sampah kaca, plastik, kertas, logam, tekstil, dan barang elektronik. Meskipun mirip, proses pembuatan kompos yang umumnya menggunakan sampah biomassa yang bisa didegradasi oleh alam, tidak dikategorikan sebagai proses daur ulang. Daur ulang lebih difokuskan kepada sampah yang tidak bisa didegradasi oleh alam secara alami demi pengurangan kerusakan lahan.
Material yang bisa didaur ulang terdiri dari sampah kaca, plastik, kertas, logam, tekstil, dan barang elektronik. Meskipun mirip, proses pembuatan kompos yang umumnya menggunakan sampah biomassa yang bisa didegradasi oleh alam, tidak dikategorikan sebagai proses daur ulang. Daur ulang lebih difokuskan kepada sampah yang tidak bisa didegradasi oleh alam secara alami demi pengurangan kerusakan lahan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Pengertian Metode Penelitian
“Metode penelitian“ berasal dari kata “Metode”
yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu; dan “Logos” yang artinya
ilmu dan pengetahuan. Jadi metode artinya cara melakukan sesuatu dengan
menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan
“penelitian” adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan
menganalisis sampai menyusun laporannya. (Drs. Cholid Narbuko dan Drs. Abu
Achmadi, 20
Sedangkan menurut Rameli Agam (2009 : 94), Metode
ilmiah dalam bentuk Metodologi penelitian direalisasikan dalam bentuk model,
prosedur, dan format penelitian, seperti tentang metode atau teknik penelitian,
instrumen penelitian, subjek penelitian, prosedur, desain, dan alat-alat bantu
penelitian. Metode penelitian yang baik akan memberikan kontribusi bagi
tercapainya kesuksesan penelitian yang dilakukan.
Metode
penelitian yang digunakan dalam karya tulis ini adalah metode penelitian
eksperimental yang bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab
akibat dengan cara mengenakan pada satu atau lebih kelompok eksperimental.
Serta untuk mengetahui hasil setelah diberi perlakuan yang kondusif. Metode
penelitian ini sangat mempengaruhi berhasil tidaknya penelitian yang dilakukan
oleh penulis. Selain itu, menggunakan penelitian deskriptif yang berusaha
menuturkan pemecahan masalah yang ada berdasarkan data-data dan berusaha untuk
menyimpulkan data dari pemecahan masalah yang dilakukan. Sehingga menjadi data
yang struktural dan faktual.
3.2
Jenis
Penelitian
Jenis
penelitian yang digunakan dalam karya tulis ini adalah jenis penelitian
kualitataif. Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menjelaskan atau
mengungkap makna konsep atau pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang
terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang
alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami hal yang dikaji.
3.3
Data dan sumber data
Data dalam karya ilmiah
ini diperoleh dari pembuatan dan penelitian mengenai kertas daur ulang
menggunakan umbi Porang
Sumber data dalam
penelitian ini adalah tanaman Porang, dan kertas daur ulang diperoleh dari
media elektronik (internet), dan buku. Sedangkan proses pembuatan, kualitas
hasil serta keuntungan yang diperoleh didapatkan langsung dari catatan selama
pengamatan berlangsung.
3.4
Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode eksperimen, dokumentasi, dan penulusuran literatur.
3.4.1
Eksperimen
Metode ini berupa percobaan yang dilakukan dengan
membuat berbagai kertas daur ulang, bubur kertas yang ditambahkan dengan umbi
porang akan menghasilkan kertas daur ulang yang berkualitas. Kemudian dilakukan
pengujian kualitas kertas daur ulang.
3.4.2
Dokumentasi
Metode ini dilakukan
untuk mendokumentasikan saat percobaan dilakukan dan hasil yang diperoleh
setelah percobaan dilakukan.
3.5
Tempat
dan Waktu Penelitian
Penelitian tentang pembuatan kertas Porang yang
terbuat dari kertas bekas dan umbi Porang dilakukan di Laboratorium Kimia SMAN
I Gending dan di Desa Sebaung, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo. Bahan baku kertas bekas dan umbi Porang
diperoleh dari wilayah Kabupaten
Probolinggo. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 18 Maret - 22 Juni 2011.
3.6 Pemilihan Subjek
Subjek yang diteliti
dalam karya tulis ini adalah pembuatan kertas Porang dan kertas seni Porang
yang terbuat dari daur ulang kertas dengan bahan tambahan umbi Porang sebagai
bahan perekatnya. Bahan kertas bekas diperoleh dari limbah sekolah SMAN I
Gending, sedangkan Umbi Porang diambil dari daerah sekitar Kecamatan Gending.
Hal yang akan diteliti adalah komposisi banyaknya Umbi Porang, air, dan kertas
bekas yang digunakan untuk pembuatan , modal serta keuntungan yang didapat.
Untuk bahan baku Umbi Porang, yang digunakan adalah yang berwarna putih, karena
kandungan perekatnya lebih kuat dibandingkan Porang kuning.
3.7 Alat dan
Bahan
Ø
Bahan yang digunakan
1. kertas bekas 1 kg
2. Umbi Porang 100g
3. air 2 L
Ø
Alat yang digunakan
1.
Blender 7. screen
2.
baskom plastik 8. plastik
3.
pisau 9. Kaca dan balok pemberat
4.
baki plastik 10. Minyak goreng
5.
Sendok dan solet 11.
Sarung tangan plastik
6.
Timbangan elektrik
3.8 Cara kerja
1. Kertas
disobek kemudian direndam menggunakan air selama semalam.
2. Kemudian
rendaman kertas tersebut diblender hingga rata.
3. Bubur
kertas ditimbang sebanyak 1 kg dan umbi Porang yang digunakan adalah 100 gram.
4. Umbi
Porang ditimbang kemudian di parut (blender).
5. Bubur
kertas dicampur dengan parutan umbi Porang hingga rata.
6. Alat
cetak kertas dilapisi oleh plastik dan diolesi minyak goreng.
7. Setelah
itu masukkan campuran bubur kertas dengan umbi Porang kedalam cetakan. Cetak
hingga rata.
8. Cetakan
kertas dijemur dibawah terik matahari hingga kering.
9. Ambil
kertas yang sudah kering dari cetakan.
10. Kertas daur ulang siap untuk
digunakan.
3.9 Tabulasi Data hasil Pengamatan
Untuk pengamatan pembuatan kertas daur ulang menggunakan berbagai
komposisi dan datanya dapat dimasukkan dalam tabel berikut:
Tabel 1. Tabulasi data pembuatan
kertas Porang dan kertas seni Porang
Subjek yang diteliti
|
Komposisi zat penyusun
|
Keterangan
|
||||
No.
perc.
|
Kertas bekas
|
Air
|
Umbi Porang
|
Zat lain
|
||
Kertas Porang
|
1
|
|||||
2
|
||||||
Kertas seni Porang
|
1
|
|||||
2
|
Sedangkan untuk melihat kehalusan dan tekstur kertas, data yang akan
diperoleh ditabulasikan pada tabel di bawah ini :
Tabel
2. Rencana Tabulasi data kondisi kertas Porang dan kertas seni Porang
Subjek yang diteliti
|
Pengamatan Kondisi kertas
|
Keterangan
|
|||
No.
perc.
|
Kehalusan / tektur
|
Pola (motif corak)
|
Kemudahan dicetak
|
||
Kertas Porang
|
1
|
||||
2
|
|||||
Kertas seni Porang
|
1
|
||||
2
|
3.10 Analisis
Dari data yang diperoleh, kemudian
dianalisis tentang beberapa hal, yaitu: komposisi terbaik dari produk yang
dihasilkan dan kualitas dari kertas Porang dan seni Porang. Kualitas kertas Porang
dilihat dari tekstur kertas, mudah atau tidaknya tersobek, serta kemudahan
untuk dicetak dengan mesin printer.
Kualitas dari kertas seni Porang adalah tekstur, motif atau pola corak pada
kertas, keindahan warna dan mudah atau tidaknya tersobek.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
Tanaman Porang sebagai Salah Satu Bahan Baku Kertas Daur Ulang
Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan
sumberdaya alam berupa kayu, tetapi masih banyak potensi non kayu yang dapat diambil
manfaatnya oleh masyarakat melalui budidaya tanaman pertanian pada lahan hutan.
Sebagai fungsi ekosistem hutan sangat berperan dalam berbagai hal seperti
penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna,
dan peran penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global.
Sebagai fungsi penyedia air bagi kehidupan hutan merupakan salah satu kawasan
yang sangat penting, hal ini dikarenakan hutan adalah tempat bertumbuhnya
berjuta tanaman.
Selain itu dengan adanya hutan ini adalah penghasil oksigen
Karena di hutan terjadi proses fotosintesis yang mampu menghasilkan gas oksigen
yang berguna bagi kehidupan makhluk hidup. Isu yang kini sedang booming
dibelahan dunia adalah pemanasan global atau sering disebut sebagai global
warming. Suatu keadaan dimana suhu bumi mengalami kenaikan yang disebabkan oleh
gas hasil pembakaran kendaraan bermotor dan penggundulan jutaan hektar lahan
hutan ataupun alih fungsi hutan yang tidak wajar sehingga menyebabkan
menipisnya atmosfer bumi. Global warming telah menjadi ancaman bagi
makhluk bumi, dikarenakan selain menipisnya atmosfer bumi yang menyebabkan suhu
bumi yang semakin tinggi juga keseimbangan tata lingkungan dibumi mengalami
gangguan seperti banyaknya berbagai bencana akhir-akhir ini.
Salah satu upaya yang coba dilakukan adalah dengan melakukan
penataan lingkungan yang komprehensip dan terpadu. Mengembalikan fungsi hutan
seperti semula dan merehabilitasinya dengan baik. Program konservasi dan
rehabilitasi hutan yang baik harus segera dipercepat dengan melalui cara-cara
yang terpadu yang juga melibatkan sumberdaya manusia yang ada di wilayah hutan
tersebut. Masyarakat harus diajak dan diberikan pendidikan terkait dengan
program tersebut. Salah satu program yang coba diterapkan adalah kegiatan
budidaya pertanian diwilayah hutan. Melihat kondisi hutan terutama dipulau jawa
yang sudah sangat sedikit memberikan peluang yang begitu besar untuk kegiatan
ini. Kegiatan budidaya tersebut diperkirakan akan dapat membawa keuntungan baik
dari segi ekonomis maupun ekologis, dimana kesuburan tanah akan tetap dapat
dipertahankan tanpa mengubah hutan yang sudah memiliki fungsi pokoknya.
Program konservasi hutan adalah salah satu program yang
sudah lama dicanangkan oleh pemerintah. Program ini dicanangkan karena melihat
banyaknya hutan yang rusak akibat berbagai ulah masyarakat yang tidak mengerti
akan tata lingkungan dan peran hutan itu sendiri. Banyak hutan digunduli dengan
alasan pembukaan lahan baru dengan cara melakukan pembakaran hutan sehingga
dimana-mana terjadi kabut asap sehingga mengganggu aktivitas transportasi
karena jarak pandang yang relaitif pendek, selain itu asap yang dihasilkan
sangat mengganggu kesehatan. Perusakan hutan yang semakin parah ini secara
langsung akan merusak keseimbangan alam sehingga dimana-mana banyak terjadi
banjir yang cukup meresahkan masyarakat. Untuk itu diperlukan adanya terobosan
penanganan masalah tersebut dengan cara-cara yang arif dan tidak merugikan
berbagai pihak yang memiliki kepentingan dengan pengelolaan kawasan hutan baik
pemerintah, swasta, maupun masyarakat.
Adapun terobosan yang coba diusulkan adalah program
penanaman hutan dengan sejuta tanaman Porang. Program ini mengedepankan pola
pemberdayaan masyarakat wilayah hutan dengan sistem kemitraan dengan pihak
pengelola kehutanan, dalam hal ini adalah Perhutani. Pola kerjasama yang
dibangun adalah dengan memberikan akses yang mudah bagi masyarakat yaitu dengan
mengajak mereka untuk melakukan penanaman Porang pada lahan-lahan didalam
hutan.
Penggunaan Porang banyak sekali, selain untuk bahan makanan seperti konyaku, bahan campuran kosmetik, pembuat mie, bahan perekat dan pengeras kertas. Di kawasan Kabupaten Probolinggo, dikenal ada dua buah jenis umbi Porang, yaitu kuning dan putih. Umbi Porang kuning yang dibudidaya dan di ekspor ke Jepang. Sementara umbi yang berwarna putih hanya dibiarkan begitu saja dan tidak dibudidaya. Umbi Porang yang berwarna putih inilah yang kami gunakan. Keberadaanya lebih banyak di wilayah Probolingggo, mulai dari datran rendah, semak belukar, pinggir jalan raya, sawah dan tepi sungai sampai dataran tinggi. Ciri khas umbi Porang yang berwarna putih adalah getahnya lebih banyak sehingga menimbulkan rasa gatal dan panas di tangan bila terkena olehnya. Akan tetapi kelebihan getah ini menimbulkan daya rekat yang tinggi dan efek keras pada kertas yang digunakan. Pembuatan kertas daur ulang pada umumnya menghasilkan produk dengan warna yang tidak meanarik (kusam), sehingga daya tarik konsumen berkurang. Akan tetapi, jika pembuatan kertas daur ulang ditambahkan umbi Porang akan mengahasilkan produk daur ulang yang memiliki warna lebih putih. Kertas daur ulang yang kami buat tidak memberikan dampak buruk terhadap lingkungan karena kami tidak menggunakan bahan kimia, seperti pemutih yang biasanya digunakan untuk bahan pewarnaan kertas daur ulang.
Penggunaan Porang banyak sekali, selain untuk bahan makanan seperti konyaku, bahan campuran kosmetik, pembuat mie, bahan perekat dan pengeras kertas. Di kawasan Kabupaten Probolinggo, dikenal ada dua buah jenis umbi Porang, yaitu kuning dan putih. Umbi Porang kuning yang dibudidaya dan di ekspor ke Jepang. Sementara umbi yang berwarna putih hanya dibiarkan begitu saja dan tidak dibudidaya. Umbi Porang yang berwarna putih inilah yang kami gunakan. Keberadaanya lebih banyak di wilayah Probolingggo, mulai dari datran rendah, semak belukar, pinggir jalan raya, sawah dan tepi sungai sampai dataran tinggi. Ciri khas umbi Porang yang berwarna putih adalah getahnya lebih banyak sehingga menimbulkan rasa gatal dan panas di tangan bila terkena olehnya. Akan tetapi kelebihan getah ini menimbulkan daya rekat yang tinggi dan efek keras pada kertas yang digunakan. Pembuatan kertas daur ulang pada umumnya menghasilkan produk dengan warna yang tidak meanarik (kusam), sehingga daya tarik konsumen berkurang. Akan tetapi, jika pembuatan kertas daur ulang ditambahkan umbi Porang akan mengahasilkan produk daur ulang yang memiliki warna lebih putih. Kertas daur ulang yang kami buat tidak memberikan dampak buruk terhadap lingkungan karena kami tidak menggunakan bahan kimia, seperti pemutih yang biasanya digunakan untuk bahan pewarnaan kertas daur ulang.
4.2
Kertas Porang dan Kertas Seni Porang
Kertas Porang adalah kertas daur ulang menggunakan bahan
tambahan alami yaitu Umbi Porang yang berfungsi sebagai perekat dan pengeras
kertas. Kertas ini difungsikan sebagai kertas tulis atau juga dapat digunakan
untuk mencetak pada mesin printer. Sedangkan
kertas seni biasa digunakan untuk keperluan berbagai pernak-pernik hiasan.
Gambar
4.1 Kertas Porang (Foto: Saiful Fatah)
Hasil
pengamatan pada percobaan pembuatan kertas Porang dan kertas seni Porang dapat
dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 1.
Tabulasi data pembuatan kertas Porang dan kertas seni Porang
Subjek yang diteliti
|
Komposisi zat penyusun
|
Keterangan
|
||||
No.
perc.
|
Kertas bekas
|
Air
|
Umbi Porang
|
Zat lain
|
||
Kertas Porang
|
1
|
1
kg
|
75
mL
|
250
gram
|
-
|
cetakan
tanpa diolesi minyak goreng
|
2
|
1
kg
|
50
mL
|
250
gram
|
-
|
cetakan
tanpa diolesi minyak goreng
|
|
Kertas seni Porang
|
1
|
1
kg
|
75
mL
|
250
gram
|
-
|
cetakan
diolesi minyak goreng
|
2
|
1
kg
|
50
mL
|
250
gram
|
cetakan
diolesi minyak goreng
|
Sedangkan untuk melihat kehalusan
dan tekstur kertas, data yang akan diperoleh ditabulasikan pada tabel di bawah
ini :
Tabel 2. Rencana Tabulasi data kondisi kertas Porang dan
kertas seni Porang
Subjek yang diteliti
|
Pengamatan Kondisi kertas
|
Keterangan
|
|||
No.
perc.
|
Kehalusan / tektur
|
Pola (motif corak)
|
Kemudahan dicetak
|
||
Kertas Porang
|
1
|
Halus
|
Acak
|
Mudah
|
Mudah
robek
|
2
|
Halus
|
Acak
|
Mudah
|
Tidak
mudah robek
|
|
Kertas seni Porang
|
1
|
Kasar
|
Alur
lingkaran
|
Sulit
|
Tidak
mudah robek
|
2
|
kasar
|
Alur
lingkaran
|
sulit
|
Tidak mudah robek dan
beberapa ditempelkan daun kering (herbarium) dan beberapa lainnya diberi
motif daun serta diberi warna.
|
Dari percobaan ini
diperoleh hasil bahwa pada percobaan 2
adalah yang terbaik.
Pada percobaan ini kadar air dikurangi karena akan
berpengaruh pada kualitas hasil, yaitu kertas mudah robek jika pada
pembuatannya terlalu banyak air. Selain itu juga supaya dua permukaan kertas
rata dan halus maka perlu diberi kaca untuk memberi tekanan pada alat screen.
Sebelumnya alat harus diolesi dengan minyak agar mudah diangkat.
Gambar 4.2 Kertas Seni Porang (Foto: Nurus Zahro)
Sedangkan pada pembuatan kertas seni tidak terlalu
sulit dibandingkan kertas Porang, karena tidak dibutuhkan kaca untuk
memperhalus dua buah permukaaan kertas. Agar nilai estetikanya lebih tinggi
dapat ditempelkan daun kering atau herbarium kemudian diberi zat pewarna. Pada
pembuatan kertas seni Porang kualitas yang baik diperoleh pada percobaan nomor
2. Kualitas yang baik disini adalah : tekstur yang lebih baik dan cantik, tidak
mudah sobek dan lebih halus. Penggunaan minyak untuk memudahkan pengangkatan
sewaktu pengeringan memberikan efek tersendiri, yaitu aroma yang tengik.
Sehingga ke depan perlu diantisipasi masalah ini.
4.3
Biaya Produksi dan Keuntungan Kertas Porang dan Kertas Seni Porang
Pada pembuatan Kertas Porang ini dibutuhkan modal yang lebih
sedikit dibandingkan dengan pembuatan kertas seni Porang. Untuk 1 kg kertas
bekas dan 250 gram menghasilkan 18 lembar kertas Porang. Sedangkan 1 kg kertas
bekas dan 250 gram menghasilkan 10 lembar kertas seni Porang.
Gambar
4.1 Aplikasi Kertas Seni Porang
(Foto: Putri Selvia Anggara
Wati)
Berikut ini rincian biaya yang
dibutuhkan dalam pembuatan Kertas Porang antara lain:
·
Kertas Porang
1. 1
kg kertas bekas Rp 1500,00
2. Masker
+ sarung tangan Rp 5000,00
3. Cetakan
Rp 23000,00
4. Plastik
Rp 1000,00
·
Kertas Seni Porang
1. 1
kg kertas bekas Rp 1500,00
2. Masker
+ sarung tangan Rp 5000,00
3. Cetakan
Rp 23000,00
4. Plastik
Rp 1000,00
5. Minyak
goreng Rp 2500,00
Dari rincian di atas,
untuk 1 Kg kertas bekas akan menghasilkan
18 lembar kertas porang dimana harga per lembarnya seharga Rp 800,-. Sedangkan,
untuk 1 Kg kertas bekas akan menghasilkan 10 lembar kertas seni porang dimana
harga per lembarnya seharga Rp 1000,-. Dalam 1 kali produksi dengan bahan baku
6 Kg Kertas bekas yang diperuntukkan ; 3 Kg untuk pembuatan kertas porang dan 3 Kg untuk pembuatan kertas
seni porang. Jadi kami mendapat keuntungan sebesar Rp 12,000,-.
BAB V
PENUTUP
- Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Bahan
perekat alami yang dapat dipakai untuk menekan biaya produksi kertas daur ulang
adalah umbi Porang (Amorphophallus oncophyllus Prain).
2) Cara
pembuatan kertas Porang adalah mencampurkan bubur kertas dengan umbi porang sekaligus,
serta dasar screen diberi minyak sehingga mudah untuk diangkat. Setelah adonan
jadi kemudian dimasukkan ke dalam cetakan dan dijemur untuk selanjutnya
diangkat dari screen.
3) Komposisi
pembuatan Kertas Porang dan kertas Seni Porang yang terbaik adalah percobaan 2
sehingga menghasilkan kualitas kertas yang baik.
4) Mengurangi
dampak pencemaran lingkungan dan salah satu cara penghematan energi.
5) Meningkatkan
kesejahteraan masyarakat pedesaan dengan adanya budidaya tanaman porang yang
merupakan tanaman selingan pada hutan produksi atau perkebunan.
6) Membuka
peluang usaha baru sehingga dapat menciptakan lapangan kerja, sehingga
kesejahteraan masyarakat di pedesaan dapat meningkat.
- Saran
1)
Bagi pelajar agar melanjutkan penelitian
ini
2)
Bagi warga sekitar agar memanfaatkan
sumber daya alam yang ada dan
membudidayakan tanaman porang
3)
Bagi pemerintah agar membantu menyediakan
alat produksi bagi warga
sekitar
4)
Untuk menghasilkan ketas daur ulang yang
lebih tipis dapat menggunakan triplek melamin yang digunakan untuk menekan kertas
pada saat pencetakan, sekaligus digunakan sebagai alas pada saat penjemuran.
DAFTAR PUSTAKA
Narbuko, Cholid., dan Achmad,
Abu. 2008. Metodologi Penelitia.
Jakarta: PT Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar